Sejarah kota mekah tidak bisa di pisahkan dari kisah ismail dan hajr sebagai
penduduk pertama kota ini yang di
tempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Kota yang sebelumnya hanya
hamparan padang pasir yang kering kerontang itu menjadi sebuah perkampungan ramai saat orang-orang Jurhum
berdatangan yang dikemudian hari menetap di sana.
Pada masa berikutnya kota ini di pimpin oleh Quraisy yang
merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak
pemeliharaan terhadap Ka’bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan
pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina, dan
Afrika. Tokohnya yang juga dinobatkan sebagai kepala kabilah Quraisy adalah
Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthallib.
Pada tahun 571, Nabi Muhammmad lahir di kota ini dan tumbuh
dewasa. Saat mendakwahkan risalahnya, kaumnya banyak yang menolak hingga
akhirnya datanglah perintah hijrah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, nabi
Muhammmad kembali ke Mekah dalm misi membebaskan kota Mekah yang kemudian
dikenal dengan (Fathul Mekah).
Pada masa selanjutnya Mekah berada di bawah administrasi
Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu
berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah),
Baghdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Dinasti Usmaniyah).
Kemudian setelah hancurnya system kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah
pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Mekah dan Madinah. Kota Mekah
juga merupakan ibukota dari Provensi Mekah, dimana sejak tanggal 16 Mei 2007, yang diangkat menjadi
Gubernur provinsi tersebut adalah Pangeran Khalid Al-Faisal.
Kota Mekah dikenal sebagai kota dagang, pada masa lalu
dikenal dengan jalur perdagangan antara Yaman-Mekah-Madinah-Damaskus dengan
penghasilan sekali pemberangkatan kafilah mencapai 600.000 pound. Selain
dikenal kota dagang, ekonomi juga bertumpu dengan pertanian dan peternakan
serta pelayanan jasa untuk Jemaah haji, diantaranya usaha perhotelan dan penginapan.
Sebagai pusat agama Islam selain Madinah, kota ini memiliki
pusat-pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan formal mulai
dikembangkan sejak akhir periode Utsmani, hingga pada tahun 1912, seorang pedagang
dari Jeddah, Muhammmad Ali Zainal Rhida mendirikan Madrasah Al-Falah di Mekah.
Sampai pada tahun 2005, di Mekah terdapat 532 sekolah umum atau swasta untuk
pria dan 681 sekolah umum atau swasta untuk siswa perempuan.
Sedangkan perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota
ini adalah sekitar tahun 1949, dengan
nama Kulliyyatus
Syar’iah, yang kemudian menjadi fakultas Syar’iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada
di Jeddah.
Saat ini kota Mekah sedang berbenah menuju era 2020 yang di rancang menjadi kota peradaban dengan desain bangunan yang super fantastik. Banyaknya jama’ah haji dan umrah yang datang setiap tahunnya, telah mendorong pemerintah Saudi untuk terus meningkatkan pelayanan dengan fasilitas dan saran akomodasi yang memanjakan.
Aiman
Aiman
Posting Komentar