Karena
ia pasti memilihmu karena kelebihanmu.
Lalu,
bagaimana jika suatu saat nanti kelebihanmu diambil Allah?
Bagaimana
jika suatu saat nanti ia mengetahui kekuranganmu?
Apakah
ia masih memilihmu?
Tidak,
ukhti!
Bersikaplah
biasa-biasa saja.
Seadanya
kita!
Carilah
karakter aslinya ia..
Ukhti,
jika kau belum mengetahui karakter aslinya, maka cari tahulah.
Sangat
mudah mencari karakter seseorang.
Buatlah
ia marah! Lalu analisalah kemarahannya seperti apa, kata-kata apakah ia
keluarkan, lihat raut wajahnya, sikapnya ketika ia marah..
Apakah
diam? Apakah mengoceh? Apakah ia tak mau mengalah ketika beradu kata dengan
kita? Ataukah main pukul?
Ukhti,
engkau tak layak mendapati perlakuan seperti kepada binatang oleh sang belahan
jiwa kita nanti.
Ukhti,
kemarilah! Aku ceritakan kepadamu sebuah pelajaran hidup.
Jika
calon suamimu memilihmu karena kehebatanmu, berhati-hatilah.
Karena
mungkin saja kehebatanmu dicabut oleh Robb kita.
Lalu
bagaimanakah dengan ia, masihkah ia mencintaimu? Menghormatimu? Memuliakanmu
sebagai pasangan hidupnya?
Sungguh
ukhti, seorang ikhwan yang handal akan agama sekalipun bisa berubah perlakuan
kepadamu.
Cari
tahulah kedewasaannya!!
Engkau
tahu kedewasaan itu apa?
Bukan,
kedewasaan itu bukan berarti seseorang yang sudah dewasa atau berumur.
Kedewasaan
itu…
Ialah
yang mampu menempatkan persoalan pada tempatnya.
Jika
ia berada dalam lingkungan pasir, maka ia mampu menjadi pasir.
Jika
ia berada di sekerumunan bebatuan, maka iapun bisa menjadi batu.
Ukhti,
mari kuberi contekan kepadamu bagaimana cara mengetes kedewasaan seseorang..
Ukhti,
hidup adalah masalah. Kita diciptakan untuk menghadapi masalah. Hanya
orang-orang yang berani menghadapi masalahlah yang dikatakan ia hidup.
Ukhti,
jika engkau ingin mengetahui kedewasaan calon pendamping hidupmu kelak,
ciptakanlah masalah untuknya.
Lalu,
lihat baik-baik cara ia menyelesaikan masalah.
Ukhti,
kedewasaan itu bisa kita analisa dari cara seseorang menyelesaikan masalah!
Apakah
ia mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan berujung indah? Ataukah malah
sebaliknya, ia malah menambah masalah?
Aku
sering menemukan ikhwan yang tak dewasa saat menghadapi masalah..
Akupun
pernah menemukan seorang ikhwan yang diam dan membelakangi masalah.
Bahkan
mundur ketika ia melihat banyak sekali masalah dalam hidup kita. Sungguh, ini
cukup membuatku tersenyum…
Ukhti,
Robb kita tak selamanya akan memberikan kehebatan untuk kita. Ada kalanya kita
berada di bawah.
Berhati-hatilah
terhadap ikhwan yang selalu melihat kita akan kehebatan dan kelebihan kita.
Tanpa ia mau menerima kekurangan kita.
Sungguh,
ukhti, ujilah ia. Saat ia begitu menginginkanmu karena melihat kelebihan yang
ada di dirimu, ceritakan kepadanya bahwa kau sedang mengalami keterpurukan
hidup. Beritakan kepadanya bahwa engkau berada di bawah. Sedang berduka.
Lalu,
saat itu, lihatlah sikapnya, amati baik-baik… Cermati!!
Apakah
ia masih setia kepadamu? Apakah ia masih menggebu untuk mendapatkanmu? Apakah
ia hanya terdiam?
Apakah
ia berpaling? Mencari yang lain penggantimu?
Ataukah
ia memang benar-benar petarung hebat dalam menghadapi masalah.
Ukhti,
sungguh, pernikahan itu sangat agung. Namun, tak selamanya, pernikahan itu akan
diberikan keindahan. Rumah tangga akan diberikan ujian, kesusahan.
Aku
masih sangat ingat kata-kata sesosok ummahat yang aku kagumi, Ummu Umar Abd
Aziz, beliau memaparkan bahwa permasalahan rumah tangga itu sangat rumit, dan
harus ditangani dengan benar.
Engkau,
ukhti yang akan segera rumah tangga, pahamilah karakter dan kedewasaan calon
imammu!
Engkau,
ukhti yang masih kebingungan menentukan pilihan, cerdiklah dalam memilih.
Hati-hati…
Oleh : Dari
saudarimu, Mawar Mujahidah.
Editor : Aiman | Global-islam.com
Editor : Aiman | Global-islam.com
Posting Komentar