BismillahirRahmanirRahiem
Segala puji hanya milik Allah, apa yang ada di langit dan
bumi dan apa yang ada diantara keduanya Shalawat dan salam semoga senantiasa di
limpahkan kepada imamul mujahidien khotaman Nabiyyien wal Mursalien Muhammad
bin abdillah juga para sahabatnya, keluarganya serta orang yang senantiasa
mengikuti mereka dengan benar.
Allah Ta’ala berkalam :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Risalah ini ana tulis khususnya untuk istri dan umumnya
untuk kaum muslimah yang suami atau anak mereka di bunuh, di tahan atau menjadi
buron thoghut dan anshornya (semoga Allah selalu menjaga Kalian). Sudah menjadi
sunnatullah setiap mukmin yang dia berpegang teguh di atas Tauhid dan berjihad
menegakkanya akan membuat gerah orang kafir sehingga mereka tidak akan tinggal
diam dan terus membuat tipu daya terhadap muwahhid mujahid. Sebagaimana Allah
Jalla wa ‘Ala berfirman :
“dan (ingatlah),ketika orang orang kafir (quraisy)
memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkapmu, atau membunuhmu atau
mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allahlah
sebaik baik tipu daya”. (QS. 8 : 30)
Inilah konsekuensi bagi siapapun yang beriltizam dalam
tauhid dan jihad, dan ini yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang
muslimah ketika siap menikah atau menjadi istri seorang muwahhid mujahid.
Ketahuilah wahai saudariku… Jalan ini teramat terjal dan
panjang. Di jalan ini pulalah seorang ksatria bisa menjadi wanita,dan seorang
wanita bisa gagah berani layaknya ksatria. Dalam mahligai rumah tangga mujahid
itu tidak terlepas dari ujian dan kepahitan tetapi akan berakhir dengan balasan
yang penuh kenikmatan insya Allah. Karena hanya ada pilihan bagi kalian ketika
kalian siap menerima pinangan seorang mujahid, berarti kalian juga siap
berpisah dengan suami kalian. Pilihan bagi kalian adalah menjadi janda (syahidnya
suami kalian) atau berpisah (suami menjadi buronan thaghut) atau dipisahkan
(suami kalian menjadi tawanan thaghut), pahamilah dan bersabarlah karena semua
itu suatu kebaikan bagi kalian.
Wahai saudariku musuh kita saat ini (thaghut dan anshornya)
dengan berbagai cara akan terus berusaha menghalang halangi untuk tidak
tegaknya Dien di negeri ini. Salah satu cara dan senjata menurut mereka untuk
memerangi suami kalian adalah diri kalian sendiri!. Sadar atau tidak kalian
bisa adalah tameng menjadi perisai bagi suami kalian atau kalian menjadi
senjata yang digunakan musuh untuk memerangi suami kalian dengan memalingkan
suami kalian,menghalang halangi atau melemahkan suami untuk tidak berangkat
jihad. Allah Ta’ala berkalam :
“wahai orang orang yang beriman. Sesungguhnya di antara
istri istrimu dan anak anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati
hatilah kamu terhadap mereka” (QS. At Taghabun : 14)
Oleh karena bertaqwalah kalian kepada Allah!. Saba dan
istiqomahlah di atas jalan ini (mendampingi suami kalian). Karena keteguhan
kalian dan kesabaran kalian di atas jalan ini serta terus mendukung dan
mendampingi suami kalian adalah sebagai bukti benarnya keimanan kalian dan
kecintaan kalian terhadapnya suami. Jika tidak, hakikat kalian adalah musuh bagi
suami kalian.
Wahai saudariku.. Terbentangnya dunia dan isinya yang indah,
serta orang orang di sekitar kalian yang memilikinya jangan membuat hati kalian
goyah (iri) hingga membuat kalian bersedih. Bersabarlah! Jangan nafsu menguasai
kalian, atau jangan sampai musuh memanfaatkan keadaan kalian, hingga menawarkan
dunia kepada kalian seolah mereka peduli atas apa yang kalian alami. Karena
hakikatnya itu adalah tipu daya mereka agar kalian menjadi senjata mereka untuk
“menikam” suami kalian.
Wahai saudariku… Demi Allah kalian adalah wanita terbaik
saat ini, karena suami kalian adalah para pejuang Dien ini, yang hampir semua
lelaki enggan untuk memikulnya. Karena suami adalah para ksatria pembela umat
ini yang rela menjauh dan meninggalkan dunia untuk membela Allah dan Rasul Nya.
Wahai saudariku… Dengan derajat atau tingkatan keimanan
seseorang, Allah akan mengujinya dengan sesuatu yang luar biasa (yang tidak
pernah kita tau dan bayangkan), di antaranya kefaqiran yang sangat, mudarat,
rasa takut, kesedihan, berpisah atau dipisahkan dari orang yang kita cintai dan
sayangi, dan juga selain itu. Cukup bukti atas apa yang kalian alami saat ini
adalah ujian atas keimanan kalian, sebagaimana Allah menguji para Nabi Nya dan
orang orang pilihanya.
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radliyallahu ‘anhu, ia bertanya
kepada Rasulullah “siapakah di antara manusia yang paling berat ujiannya?”,
Beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam menjawab “para Nabi, kemudian yang serupa
dengan mereka kemudian yang serupa dengan mereka berikutnya. Sehingga seseorang
di uji sesuai dengan kadar Diennya. Bila Diennya kokoh maka ujiannya semakin
menguat tapi bila Diennya tipis maka diapun akan di uji sesuai dengannya” (HR.
Ahmad dan Tarmidzi). Dan juga dalam satu riwayat, Rasul bersabda : “permisalan
seorang mu’min bagaikan ranting yang lentur dari sebuah pohon, angin
menggerakkanya terkadang membuatnya miring dan terkadang menegakkanya sampai
kering. Adapun permisalalan orang fajir adalah bagaikan pohon khamah yang kaku.
Tegak pada pangkalnya, tidak ada yang menggerakkanya sehingga (bila tumbang)
tumbangnya sekalipus” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya ini sebagai pengajaran bagi kita, agar seorang
mu’min tetap merasa tenang dengan kepenatan kehidupan dan musibahnya.
Menghadapinya dengan ridlo, sabar dan berharap balasan yang terbaik di sisi
Rabbnya. Tidak mengangankan berbagai kenikmatan dunia serta tidak iri kepada
pemiliknya. Kemudian tidak merasa nyaman dan tenang dengan kenikmatan yang
sudah di dapatkan dan dimilikinya. Bahkan merasa khawatir kalau ni’mat saat ini
di sediakan untuknya karena adanya cacat pada imannya. Oleh karena itu
hendaknya nikmat nikmat itu di salurkan di jalan Allah, tidak kikir, tidak
sombong dan tidak bangga diri. Allah Ta’ala berkalam :
“apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya
mengatakan “kami telah beriman”. Dan mereka tidak di uji, dan sungguh kami
telah menguji orang orang sebelum mereka. Maka Allah pasti mengetahui orang
orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang dusta” (QS. 29 : 2-3).
Wahai saudariku… Apa yang alami sekarang, di terpisah dari
suami kalian (baik di penjara atau menjadi buronan thaghut) itu sebagai ujian
sejauh mana kebenaran iman kalian. Dan Allah tidak membebankan sesuatu kepada
hamba Nya melainkan Dia Maha Mengetahui bahwa hamba Nya mampu memikulnya.
Sekali lagi, tidak ada pilihan bagi kalian ketika menyatakan siap dinikahi oleh
muwahhid mujahid, maka bersiaplah menjalani hari hari yang “indah”. Karena
thaghut dan anshornya akan selalu berupaya untuk memenjarakan, mengusir dan
membunuh suami kalian.
Wahai saudariku.. Ketahuilah, suami kalian meninggalkan
kalian bukan untuk suatu yang fana, tapi mereka pergi untuk datang kepada Dzat
yang tiap Hati manusi berada di genggaman Nya. Hingga bersemi cinta di antara
kalian. Suami kalian pergi bukan tidak menyayangi kalian. Tetapi karena ada
mata yang tidak pernah mengantuk mengawasi cinta kalian, ada tangan yang
memukul ketika cinta kalian melebihi cinta kepada Nya. Ketahuilah… Wanita yang
paling beruntung adalah yang suaminya berjihad di jalan Allah, karena dia bukan
hidup dengan kekasih tapi hidup bersama Allah. Ketahuilah … Dulu para
Shahabiya, mereka di rumah selalu di tinggal pergi oleh suami mereka untuk
berjihad. Terkadang tidak ada kabar berita, terkadang yang ada hanya tinggal
nama dan kubur saja.
Maka jika hari ini, esok musibah, ujian dan sejuta masalah
datang dalam kehidupan kalian tanpa suami kalian, maka tanyalah kepada hati
kalian kemanakah kalian akan lari. Saat itulah Allah ingin melihat bukti
keimanan kalian.
Ketahuilah … Masalah selesai atau tidak bukanlah maksud,
tapi sabar dalam menjalani ujian dan tawakkal kepada Allah itulah yang utama.
Janganlah terpengaruh dengan keadaan dunia dan isinya, karena di dalam
kesenanganya ada kesusahan. Dan kesudahan penderitaanya adalah kebahagiaan
sehingga dalam keadaan apapun bertaqwalah kepada Allah.
Saudariku… Jika kalian memandang rumah teman dan karib
kerabat kalian penuh dengan tawa keceriaan, berkumpul bersama keluarga dan
suami mereka selalu ada di rumah. Janganlah kalian iri, justru kalian harus
kasihan kepada mereka, karena mereka sedang membangun tangisan di rumah mereka.
Setiap rumah tangga hakikatnya membangun tempat menangis. Karena apa yang ada
dan kita miliki akan ditinggalkan, kita tidaklah memiliki apapun. Ingatlah
malaikat maut akan menjemput setiap nya, maka kalian tidak akan mampu menahan
meski berteriak jangan ambil suamiku!.
Wahai saudariku… Jadikanlah kerinduan dan kesabaran kalian
ketika suami menjadi buron atau di penjara sebagai anak tangga yang indah
menuju jannah. Dan kesabaran kalian telah membuat cemburu bidadari di atas
sana. Sunggu apa yang kalian alami dan rasakan adalah bukti kecintaan Allah
kepada kalian. Agar kalian selalu dekat dengan Nya. Ingatlah, jangan sampai
kalian tertipu oleh tipu daya dan bujuk rayu thaghut dan anshornya dengan
segala fasilitas dunia yang datang kepada kalian. Jadilah kalian para pembawa
kayu bakar bagi suami kalian, agar api jihad dalam hati dan jiwa suami kalian
terus berkobar dan tak padam.
Saudariku, do’akanlah suami kalian dan para mujahidien dalam
tiap sujud kalian di tengah malam. Semoga Allah selalu menjaga kalian dan
memberikan balasan kebaikan atas kesabaran kalian.
Saudariku… Berkatalah yang lantang pada mereka
Wahai orang orang yang hina karena dunia mendekatlah, kan
kukatakan sungguh apa yang ada pada kalian itu fatamorgana tidak sekali kali
tidak apa yang kalian miliki akan usang dan mati hatiku adalah istanaku
ambillah suamiku, sungguh dia selalu ada disisiku penjarakanlah, sungguh dia
selalu menemaniku bunuhlah suamiku, sunggu dia tersenyum padaku, menantiku di
sisi Rabbku
Wahai orang orang yg hina karena dunia siapakah yang akan
kau tipu karena kami adalah ratu bidadari milik kamilah hiasan iman ini apa
yang kalian bawa semua fana sedang Robbku adalah penguasa alam semesta
pantaskah aku menyambut kalian!?
Tidak, sekali kali tidak
sedang Allah selalu bersamaku pergilah menjauh dariku ridlo
suamiku adalah tamanku menjauhlah dariku karena aku akan menyertai suamiku
bersama menuju ridlo Rabbku
Wallahu Ta’ala A’lam BishShowab
6 Jumadil Awwal 1434 H
Nusakambangan
Yadi ibnu Abbas Al Hasan
Posting Komentar