Jangan Iri Hati
|
Khutbah Pertama
Amma ba’du :
Ibadallah ! Islam bercita-cita membangun setiap muslim menjadi
pribadi yang kokoh dan sempurna; memiliki iman dan akidah yang kuat, hati
yang bersih, cara beragama (manhaj) yang jelas, kalbu yang
suci, dan perangai yang baik. Sehingga setiap muslim dapat hidup di bawah
naungan Islam dengan mata yang teduh dan hati yang damai. Jauh dari godaan
rasa benci dan permusuhan, dan bersih dari dengki dan iri hati. Dan tidak ada
cara yang lebih efektif untuk menjauhkan diri dari keresahan hati, mengusir
kesedihan, serta menerangi sanubari selain dengan ridha kepada Allah. Ridha
kepada Allah dalam arti menerima keputusan dan ketentuanNya,
mengakui keadilanNya, keputusan hukumNya, serta pilihanNya untuk
hamba-hambaNya.
Wahai pencari kehidupan yang aman dan
damai
Makmur tanpa kekurangan Jernih tanpa gelisah Bersihkanlah hatimu Dari dendam dan dengki Karena dendam di dalam hati Laksana belenggu di lehermu
Ikhwatal Iman ! Orang yang memiliki sifat-sifat yang mulia
itu adalah batu bata masyarakat yang ideal dan benih umat Islam yang sejati.
Karena Islam bercita-cita membangun masyarakat yang kompak dan bangunan yang
tinggi. Tempat bendera cinta, kerukunan, persahabatan, kesentosaan, dan
perdamaian berkibar-kibar. Para warganya terikat dengan rasa saling
mencintai, saling mengasihi, dan saling membantu. Jauh dari rasa ingin menang
sendiri, mementingkan kepentingan pribadi, maupun egoisme yang tercela.
Karena apabila perasaan semacam itu mengakar kuat dan durinya tumbuh
bercabang-cabang dapat melayukan bunga-bunga iman yang sedang mekar dan
mengaburkan cahaya mutiara akidah yang berkilauan.
Karena itu Islam memerangi
penyakit hati, jiwa dan masyarakat, dan memberinya obat-obatan yang
paling mujarab dan diagnosanya lebih detail dibanding penyakit-penyakit
fisik. Karena ketika penyakit bersarang di badan seseorang, ia akan
tergopoh-gopoh menemui dokter yang paling baik untuk meminta resep dan obat
yang paling manjur, dengan izin Allah. Tetapi penyakit hati kadang tidak
dirasakan oleh seseorang hingga merusak agamanya. Wal’iyadzu billah .
Oleh karena itu, diperlukan
benteng yang melindungi masyarakat Islam, agar penyakit-penyakit hati yang
ganas tidak bisa masuk ke dalam. Dan Islam juga melindungi masyarakatnya agar
tidak terkoyak oleh penyakit-penyakit tersebut. Karena kondisi itu bisa
menjauhkannya dari pantai yang aman dan damai, atau ladang yang nyaman dan
tenang. Lalu iman akan merembes keluar seperti air yang merembes dari wadah
yang retak. Masyarakat pun tenggelam di dalam lautan permusuhan dan dendam,
terhempas oleh gelombang keburukan dan kerusakan, serta tersapu ombak
kerasukan dan ketamakan. Sehingga ia pun menjadi mangsa orang-orang yang
mengincar. Mereka menangkapnya dan menyuntikkan racun ke tubuhnya. Maka
rusaklah negara dan rakyatnya di tangan mereka. Mudah-mudahan Allah
Subahanahu Wata’ala berkenan melindungi kita dari murkaNya dan siksaNya yang
pedih.
Wahai umat Islam ! Ada satu
penyakit hati yang sangat ganas. Jika penyakit ini menyerang suatu umat maka
ia adalah pertanda kehancuran umat tersebut. Jika penyakit ini melanda suatu
daerah ia adalah jurang menuju kebinasaannya. Dan jika penyakit ini merebak
di tengah-tengah sebuah masyarakat ia akan menjadi sebab kesengsaraan
hidupnya. Ia adalah sumber dari segala macam bencana, hulu dari segala macam
permusuhan, dan pangkal dari segala macam kesengsaraan. Ia adalah senjata
yang sangat tajam. Ia digunakan oleh setan untuk mencabik-cabik hati, memecah
belah persatuan, merusak persahabatan, memutuskan tali percintaan, dan
menghancurkan ikatan-ikatan kekerabatan. Ia menabur kebencian, menanam
dendam, dan menumbuhkan permusuhan. Bahkan bisa menggunduli agama,
menghancurkan dunia, dan merusak bibit-bibit kebaikan di dalam diri
orang-orang beriman.
Ibadallah ! Penyakit itu adalah penyakit hasud (iri hati). Yaitu
mengharapkan hilangnya nikmat Allah yang ada di tangan orang lain dan merasa
tidak suka bila orang lain mendapatkan kebaikan. Ini adalah perangai yang
tercela. Perangai ini dapat membuatkan mata seseorang dari keutamaan dan
menyeretnya ke jalan kenistaan hingga membunuhnya dengan senjata yang sangat
tajam. Persetan dengan iri hati. Betapa buruknya iri hati ini ! Ia akan terus
merusak hati pemiliknya sampai berhasil membunuhnya.
Sabarlah terhadap kedengkian para
pendengki
Karena kesabaranmu akan membunuhnya Karena api akan memakan dirinya sendiri Bila tidak menemukan apa yang bisa dimakannya
Ibadallah ! Iri hati adalah penyakit yang menyerang banyak umat dan
kanker yang menggerogoti banyak bangsa. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi
meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaiahi Wasallam bersabda :
“Kalian sudah diserang oleh
penyakit umat-umat sebelum kalian, yaitu hasud (iri hati) dan permusuhan yang
merupakan pencukur. Aku tidak mengatakan bahwa ia mencukur rambut, tetapi ia
mencukur agama.” (Al-Musnad,1/167, dan Jami’
At-Tirmidzi, 2510 )
Tidak ada yang menjerumuskan
umat-umat ke lembah kesulitan dan mendorongnya ke jurang kehancuran selain
hasud (iri hati). Tidak ada sesuatu yang menjadi penyebab hilangnya kekuatan
umat, memecah belah persatuannya, mencabik-cabik keutuhannya, dan merusak
barisannya selain dengki dan para pendengki. Mudah-mudahan Allah tidak
memperbanyak jumlah mereka. Ini tidak mengherankan, karena iri hati adalah
dosa pertama yang dilakukan terhadap Allah dan menjadi pemicu maraknya
hal-hal yang menyebabkan timbulnya kesenangan hidup manusia. Apa yang
mendorong Iblis untuk durhaka kepada Allah selain kedengkiannya kepada Adam
‘Alaihissalam ? Apa yang mendorong Qabil untuk membunuh Habil selain
kedengkiannya kepada saudara kandungnya itu ?
فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Lalu ia (Qabil) membunuhnya, maka
jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (QS. Al-Ma’idah :30)
Apa yang mendorong saudara-saudara
Yusuf untuk melakukan sesuatu kepada Yusuf selain iri hati ?
إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
(Yaitu) ketika mereka
berkata:"Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih
dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu
golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang
nyata. (QS. Yusuf :8)
Apa yang mendorong orang-orang
Yahudi untuk menolak kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan
selalu berupaya menyebarluaskan kesesatan di dalam umat ini selain iri hati ?
Allah berfirman :
وَدَّكَثِيرُُ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Sebagian besar Ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah
kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah
nyata bagi mereka kebenaran.
(QS. Al-Baqarah :109)
Dan iri hati pulalah yang
mendorong orang-orang kafir Makkah untuk menolak dakwah Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam.
وَقَالُوا لَوْلاَ نُزِّلَ هَذَا الْقُرْءَانُ عَلَى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمُت رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجَمْعَوُنَ
Dan mereka berkata:"Mengapa
al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri
(Mekah dan Thaif) ini Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa
derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain.Dan
rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Az-Zukhruf :31-32)
Wahai umat Islam ! Kini, yang
membuat umat ini terpecah belah menjadi kelompok-kelompok yang saling
berseteru tidak ada lain adalah iri hati. Yang memicu timbulnya perselisihan
di dalam umat ini sampai hilang kejayaannya, lemah kondisinya, rendah
cita-citanya, dan kalah dari musuh-musuhnya tidak lain adalah iri hati. Dan
yang membuat umat ini terbagi menjadi umat-umat kecil dan negara-negara
mungil, sehingga di kancah politik mereka terbelah menjadi sekian banyak
partai, dan di bidang ekononmi, sosial dan prilaku mereka terbagi menjadi
sekian banyak aliran, lalu yang satu disibukkan dengan yang lain, bahkan satu
sama lain saling menghabisi dan sulit dipersatukan tidak lain adalah iri
hati, rasa benci, dendam dan permusuhan.
Seperti kata pepatah:
“Malam ini tidak sama dengan malam
kemarin”
Apa yang dilakukan oleh
orang-orang Yahudi sekarang dan kaum Zionis masa kini terhadap
saudara-saudara kita di palestina seperti mengusir mereka dari tanah mereka
dan memisahkan mereka dari kampung halaman, keluarga, anak-anak dan harta
benda mereka tidak lain adalah bukti nyata atas rasa dengki dan iri hati
orang-orang Yahudi dan kaum Zionis itu. Tindakan-tindakan melampui batas,
aksi-aksi keji dan perbuatan-perbuatan biadab yang dilakukan oleh orang-orang
kristen Serbia di Republik Bosnia Herzegovina tidak lain adalah dendam kaum
salibis dan kedengkian orang-orang Serbia kepada Islam dan umatnya.
Apa yang dilakukan oleh
orang-orang Hindu penyembah berhala di India seperti merobohkan masjid,
menginjak-injak tempat ibadah, menumpahkan darah (membunuh), mencabik-cabik
organ tubuh, merusak bangunan, membunuh anak-anak, dan membuat para wanita
menjadi janda tidak lain adalah bukti kedengkian kaum musyrik penyembah
berhala terhadap apa saja yang berhubungan dengan Islam.
Hal yang sama juga berlaku di
Somalia, kasymir, Burma, Eri teria, Philipina, dan tempat-tempat lainnya.
Wahai umat Islam ! Iri hati adalah
perilaku setan, perangai Yahudi, dan gejolak permusuhan yang disebarluaskan
Iblis dan kawan-kawannya sepanjang masa. Iri hati memiliki akibat yang sangat
jelek, hasil yang tidak baik, dan kerugian yang sangat buruk. Ia dapat
membakar hati, menimbulkan banyak malapetaka dan kesulitan, menyebabkan
permusuhan, pertikaian dan pertengkaran, dan mengosongkan tempat tinggal.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memperingatkan umatnya dalam
sabdanya :
“Janganlah kalian saling
mendengki, janganlah saling membenci, janganlah mencari-cari kesalahan orang
lain, janganlah mencuri dengar pembicaraan orang lain, dan janganlah kalian
saling mengelabuhi dalam berdagang. Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah
sebagai saudara.” (HR.Al-Bukhari, 6064 dan Muslim,
2563 )
Setan boleh jadi frustasi dalam
menjerumuskan ke dalam syirik dan penyembahan berhala. Namun ia tidak akan
frustasi dalam mengadu domba umat Islam. Imam Muslim dan lain-lain
meriwayatkan dari Jabir Radiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda :
“Sesungguhnya setan telah putus
asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di Jazirah Arab. Tetapi
(tidak frustasi) dalam mengadu domba mereka.” (HR.Muslim, 2812 dan Ahmad,3/354 )
Ma’asyiral muslimin rahimahullah ! Rasa dengki adalah bara yang menyala dan api yang membara.
Seorang pendengki memiliki niat buruk dan hati yang busuk. Ia sudah dihukum
di dunia sebelum di Akhirat.
Abu Laits As-Samarqani berkata :
“Seorang Pedengki akan menerima lima Buah hukuman sebelum kedengkiannya
sampai kepada orang yang didengkinya. Yaitu : keresahan tanpa henti, musibah
tanpa pahala, caci maki tanpa puji, murka Rabb, dan tertutupnya pintu taufiq
(pertolongan Rabb ).” Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.
Mereka dengki pada pemuda itu
Karena mereka gagal menggapai prestasinya Semua orang menjadi musuh dan seterunya Tak ubahnya para pesaing si cantik Mereka dengki dan iri hati Kau lihat orang pandai pasti dengki Ia tidak pernah memaki siapa pun Tetapi ia dicaci dan dimaki
Seorang pedengki hanya mengundang
bencana dan meninggalkan petaka. Ia hanya memandang sebelah mata, memendam
kecurangan, melakukan kejahatan, dan menyusun tipu daya. Ia tidak pernah puas
dengan karunia. Ia tersiksa dengan anugerah. Nikmat yang anda terima
membuatnya tersiksa.
Seorang pendengki tidak akan
dihormati. Ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia membunuh dirinya
sendiri. Dan ia terus mengorbankan api dendam di dalam dadanya tanpa
sepengetahuan orang yang ia dengki. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan
oleh An-Nasa’i, Ibnu Hibban (di dalam Shahihnya) dan Al-Baihaqi (di dalam
Syu’abul Iman ) ditanyakan :
“Tidak akan berkumpul di dalam
diri seseorang iman dan dengki.”
(Sunan An-Nasa’i, 6/13 , Shahih ibnu Hibban, 4606, dan Syu’abul iman, 6609 )
Di dalam hadits riwayat
Ath-Thabrani dinyatakan :
“Manusia akan tetap baik sepanjang
mereka tidak saling mendengki.”
(Al-Mu’jam Al-Kabir, 8157)
Dan sebagaimana diketahui bahwa
dengki dan iri hati tidak bisa dilepaskan dari buruk sangka kepada kawan,
mencari-cari kesalahan, dan menyebarluaskannya. Para pendengki memiliki ruang
untuk melampiaskan dendam kesumatnya dalam menggunjing, mencaci maki dan
mengadu domba. Mereka tidak akan tenang dan senang bila tidak menyiarkan dan
menyebarluaskan kesalahan dan kekurangan orang lain.
Demi Allah, itu adalah indikasi
rendahnya cita-cita mereka. Apalagi, para pendengki yang suka mencela dan iri
hati itu bila melihat anda, mereka akan dengki dan bila mereka ada di
belakang anda, mereka akan menggunjing. Terkadang iri hati muncul dalam
bentuk kritik dan menampilkan keburukan. Sehingga para pendengki merasa
senang dan menikmati aksi menyiarkan keburukan dan membeberkan kekurangan.
Untuk apa semua itu, wahai umat Islam ? Padahal Allah telah membagi rizki dan
perangai mereka sesuai dengan kehendakNya.
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ
Ataukah mereka dengki kepada
manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya. ? (QS. An-Nisa’ :54)
Wahai umat Islam ! Iri hati akan
semakin buruk apabila terjadi di antara orang-orang yang bergelut di bidang
ilmu dan dikenal sebagai orang yang baik dan rajin berdakwah. Iri hati banyak
terjadi di antara kolega, teman sejawat dan rekan-rekan. Dan juga terjadi di
kalangan wanita dan orang-orang yang berambisi meraih jabatan dan kedudukan.
Terkadang diantara teman-teman sejawat ada orang yang melejit dan mengungguli
teman-temannya. Lalu anak panah dengki berhamburan ke arahnya dan beragam
tipu daya serta dendam pun dilancarkan kepadanya. Sehingga tali persaudaraan
putus, lalu timbul rasa dendam, benci dan memusuhi. Anda bisa menemukan
banyak kasus semacam itu di tengah masyarakat. Betapa banyak orang-orang yang
saling mendengki ! Betapa banyak orang-orang yang suka memutuskan hubungan
dan bermusuhan! Mudah-mudahan Allah berkenan memberi mereka hidayah. Tidak
mengherankan bila musuh-musuh Islam menaruh dengki kepada umat Islam. Yang
mengherankan adalah meraknya saling mendengki antar sesama muslim.
Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Bersihkanlah hati anda dari resapan dendam
dan dengki. Hendaknya anda saling berdamai, berkasih sayang, berbaikan,
bermaafan, bertoleransi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Jadikanlah doa yang selalu dibaca oleh generasi sahabat terdahulu yang baik,
dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Yaitu :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
"Ya Rabb kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyanyang". (QS. Al-Hasyr :10)
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua 2
Amma ba’du :
Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Berusahalah sekuat tenaga untuk menjaga kebersihan hati. Ingatlah selalu
bahwa Rabb anda Yang Maha Mengetahui alam gaib senantiasa mengawasi
anda. Dan ketahuilah bahwa ganjaran untuk hati yang bersih adalah masuk ke
dalam Surga yang tenang dan damai. Imam Ahmad dan lain-lain meriwayatkan
bahwa Anas bin Malik Radiyallahu ‘Anhu berkata : “Kami pernah duduk-duduk di
sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu beliau bersabda : “Seorang ahli
Surga akan datang kepada kalian, sekarang juga. Lalu muncullah seorang
laki-laki dari kalangan Anshar dengan jenggot yang meneteskan air
wudlu, sambil menentang sandalnya di tangan kirinya. Kemudian, kata Anas
Radiyallahu ‘Anhu, Abdullah bin Amr bin Ash Radiyallahu ‘Anhu mengikutinya.
Ia pergi ke rumahnya dan bermalam di sana selama tiga hari. Namun ia tidak
melihat orang itu banyak puasa atau shalat. Lalu ia (Abdullah) berkata
kepadanya : “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : “Seorang ahli Surga akan datang kepada kalian, sekarang
juga. Tapi, aku tidak melihatmu melaksanakan amal yang besar. Jadi, apa yang
membuatmu sampai pada apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam itu ? Ia menjawab : “Tidak ada selain yang kau lihat. Hanya aku
tidak pernah memendam niat untuk menipu seorang muslim. Dan aku tidak pernah
merasa iri kepada siapa pun yang mendapatkan anugerah dari Allah.” Lalu
Abdullah berkata: “Inilah yang membuatmu sampai pada derajat itu.”
Ketahuilah bahwa kaum muslimin yang
mendapatkan banyak karunia Allah, terutama yang berada di tanah suci (Makkah)
juga tidak luput dari kedengkian. Nikmat akidah yang benar, nikmat aman dan
damai, nikmat tenang dan tenteram, nikmat kekompakan antara puncak dan dasar,
keharmonisan antara pemimpin dan rakyat, dan hubungan baik antara negara dan
ulama, adalah nikmat-nikmat yang ingin menyebarkan fitnah, membangunkan
petaka dan menebar kekacauan. Kita mendengar dan melihat banyak hal melalui
media massa yang provokatif dan membuat tipu daya mereka sia-sia.
وَلاَيَحِيقُ الْمَكْرُ السَّىِّءُ إِلاَّ بِأَهْلِهِ
Dan karena (rencana) mereka yang
jahat.Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri. (QS.
35:43)
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
[Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama,
ElBA Al-Fitrah, Surabaya/Alsofwah
Redaksi:Global-islam
|
Home
Kutbah Jum'at
Kutbah Jum'at > Jangan Iri Hati...
Kutbah Jum'at > Jangan Iri Hati...
Rabu, 04 Maret 20150 komentar
Label:
Kutbah Jum'at
Posting Komentar