Perlakuan Terhadap Muslimah Dalam Islam

Jumat, 05 September 20140 komentar



GLOBAL-ISLAM.COM – Pada masa sebelum Islam datang, wanita diperlakukan seperti budak atau properti. Apapun yang terkait dengan pribadi dan kesejahteraan mereka dianggap tidak penting, bahkan mereka tidak pernah diperlakukan sebagai salah satu pihak dalam kontrak pernikahan.

Wanita digunakan untuk satu tujuan, dan kemudian dibuang. Mereka tidak punya kemerdekaan, tidak ada properti yang bisa dimiliki dan tidak diizinkan untuk mewarisi. Dalam masa perang, perempuan diperlakukan sebagai bagian dari hadiah. Sederhananya, kondisi mereka benar-benar tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Selain itu, kelahiran anak perempuan dalam sebuah keluarga bukanlah sebuah kabar gembira, tetapi dianggap memalukan. Praktek membunuh anak-anak perempuan tidak terkendali.

Dengan munculnya Islam, turunlah ayat Al-Qur’an yang mengutuk orang-orang yang melakukan pembunuhan terhadap bayi perempuan:

Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia harus memeliharanya dengan  menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”(An Nahl-16: 58-59)

Dan sebagai bagian dari deskripsi berbagai peristiwa pada hari kiamat, Al-Quran menyebutkan:
Dan ketika perempuan (bayi) dikubur hidup-hidup (seperti orang Arab pagan melakukannya) mereka bertanya. Atas dosa apa dia dibunuh?” (At-Takwir 81: 8-9)

Di luar Arab kondisi bagi perempuan ternyata tidak lebih baik. Di India, Mesir, dan semua negara Eropa di Abad Kegelapan, wanita diperlakukan lebih buruk dari budak. Mereka tidak dianggap sebagai manusia tetapi semacam spesies antara manusia dan hewan.

Mari kita juga mengulas bagaimana sebenarnya perempuan dianggap dan dipahami dalam tradisi Barat, untuk membandingkan dalam perspektif berbeda sehingga kita dapat benar-benar menghargai karunia Islam atas kemanusiaan. Kita tahu bahwa tradisi Barat melihat dirinyasebagai pewaris intelektual dari tradisi Yunani yang ada sebelum Nabi Isa as., dan karena itu banyak tradisi intelektual Barat ditemukan dalam beberapa tulisan para filsuf Yunani di masa awal seperti Plato, Aristoteles dan lainnya.

Bagaimana orang-orang ini dan orang-orang seperti mereka melihat perempuan? Apa ide-ide
Plato dan Aristoteles tentang perempuan? Dalam salah satu ulasan karya filsuf Yunani awal ini, ditemukan bahwa mereka telah sangat meremehkan pandangan terhadap perempuan.

Aristoteles dalam tulisannya menyatakan bahwa perempuan bukan sepenuhnya manusia
dan bahwa sifat wanita itu bukanlah benar-benar sifat manusia. Sebagai hasilnya, perempuan secara otomatis dianggap memiliki kekurangan, tidak bisa dipercaya dan dipandang rendah.

Bahkan, sejarah menjelaskan bahwa perempuan yang bebas dalam Masyarakat Yunani (kecuali untuk beberapa wanita dari kelas elite) memiliki posisi yang tidak lebih baik dari hewan dan budak.
Pandangan Aristoteles terhadap perempuan kemudian dibawa ke awal Tradisi Kristen Gereja Katolik. Bagaimana Saint Thomas dari Aquinas dalam tulisan-tulisannya berpendapat bahwa perempuan adalah perangkap setan.

Kisah Adam dan Hawa dalam Alkitab menambahkan elemen ke Ide-ide Yunani Aristoteles sebelumnya karena perempuan dianggap merupakan penyebab jatuhnya kemanusiaan dan karena itu mereka adalah perangkap setan dan harus hati-hati padanya, juga ketidakpuasan mereka karena perempuan dianggap sebagai penyebab jatuhnya manusia pertama dan segala kejahatan “dosa pertama” ini diawali oleh perempuan.

Jenis pemikiran seperti ini dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan dari kaum Gereja sepanjang Abad Pertengahan. Dalam tulisan-tulisan mereka kita menemukan tema ini diusulkan dalam satu aspek atau yang lain. Namun, setelah Reformasi Protestan Eropa, mereka memutuskan untuk membebaskan diri dari belenggu dan rantai Gereja Katolik. Pemikiran-pemikiran yang disebut sebagai Zaman Pencerahan ini, menyebabkan mereka merasa bahwa mereka perlu untuk membebaskan diri mereka dari banyak ide-ide tersebut.

Sekarang Anda tahu mengapa ISLAM merupakan agama dimana wanita benar-benar dibebaskan. Ucapkanlah Alhamdulilah! Segala puji bagi Allah atas ISLAM.

muslimahzone | Editor : Aiman | Global-Islam.com

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Globalislam.com / media islam network - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger