GLOBAL-ISLAM.COM – Pada masa sebelum Islam datang,
wanita diperlakukan seperti budak atau properti. Apapun yang terkait dengan
pribadi dan kesejahteraan mereka dianggap tidak penting, bahkan mereka tidak
pernah diperlakukan sebagai salah satu pihak dalam kontrak pernikahan.
Wanita digunakan untuk satu tujuan, dan kemudian
dibuang. Mereka tidak punya kemerdekaan, tidak ada properti yang bisa dimiliki
dan tidak diizinkan untuk mewarisi. Dalam masa perang, perempuan diperlakukan
sebagai bagian dari hadiah. Sederhananya, kondisi mereka benar-benar tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata.
Selain itu, kelahiran anak perempuan
dalam sebuah keluarga bukanlah sebuah kabar gembira, tetapi dianggap memalukan.
Praktek membunuh anak-anak perempuan tidak terkendali.
Dengan munculnya Islam, turunlah
ayat Al-Qur’an yang mengutuk orang-orang yang melakukan pembunuhan terhadap
bayi perempuan:
“Dan apabila seorang dari mereka
diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia
sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya
berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia harus memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah.
Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”(An Nahl-16: 58-59)
Dan sebagai bagian dari deskripsi
berbagai peristiwa pada hari kiamat, Al-Quran menyebutkan:
“Dan ketika perempuan (bayi)
dikubur hidup-hidup (seperti orang Arab pagan melakukannya) mereka
bertanya. Atas dosa apa dia dibunuh?” (At-Takwir 81: 8-9)
Di luar Arab kondisi bagi perempuan
ternyata tidak lebih baik. Di India, Mesir, dan semua negara Eropa di Abad
Kegelapan, wanita diperlakukan lebih buruk dari budak. Mereka tidak dianggap
sebagai manusia tetapi semacam spesies antara manusia dan hewan.
Mari kita juga mengulas bagaimana
sebenarnya perempuan dianggap dan dipahami dalam tradisi Barat, untuk
membandingkan dalam perspektif berbeda sehingga kita dapat benar-benar
menghargai karunia Islam atas kemanusiaan. Kita tahu bahwa tradisi Barat
melihat dirinyasebagai pewaris intelektual dari tradisi Yunani yang ada sebelum
Nabi Isa as., dan karena itu banyak tradisi intelektual Barat ditemukan dalam
beberapa tulisan para filsuf Yunani di masa awal seperti Plato, Aristoteles dan
lainnya.
Bagaimana orang-orang ini dan
orang-orang seperti mereka melihat perempuan? Apa ide-ide
Plato dan Aristoteles tentang
perempuan? Dalam salah satu ulasan karya filsuf Yunani awal ini, ditemukan
bahwa mereka telah sangat meremehkan pandangan terhadap perempuan.
Aristoteles dalam tulisannya
menyatakan bahwa perempuan bukan sepenuhnya manusia
dan bahwa sifat wanita itu bukanlah
benar-benar sifat manusia. Sebagai hasilnya, perempuan secara otomatis dianggap
memiliki kekurangan, tidak bisa dipercaya dan dipandang rendah.
Bahkan, sejarah menjelaskan bahwa
perempuan yang bebas dalam Masyarakat Yunani (kecuali untuk beberapa wanita
dari kelas elite) memiliki posisi yang tidak lebih baik dari hewan dan budak.
Pandangan Aristoteles terhadap
perempuan kemudian dibawa ke awal Tradisi Kristen Gereja Katolik. Bagaimana
Saint Thomas dari Aquinas dalam tulisan-tulisannya berpendapat bahwa perempuan
adalah perangkap setan.
Kisah Adam dan Hawa dalam Alkitab
menambahkan elemen ke Ide-ide Yunani Aristoteles sebelumnya karena perempuan
dianggap merupakan penyebab jatuhnya kemanusiaan dan karena itu mereka adalah
perangkap setan dan harus hati-hati padanya, juga ketidakpuasan mereka karena
perempuan dianggap sebagai penyebab jatuhnya manusia pertama dan segala
kejahatan “dosa pertama” ini diawali oleh perempuan.
Jenis pemikiran seperti ini dapat
ditemukan dalam tulisan-tulisan dari kaum Gereja sepanjang Abad Pertengahan.
Dalam tulisan-tulisan mereka kita menemukan tema ini diusulkan dalam satu aspek
atau yang lain. Namun, setelah Reformasi Protestan Eropa, mereka memutuskan
untuk membebaskan diri dari belenggu dan rantai Gereja Katolik.
Pemikiran-pemikiran yang disebut sebagai Zaman Pencerahan ini, menyebabkan
mereka merasa bahwa mereka perlu untuk membebaskan diri mereka dari banyak
ide-ide tersebut.
Sekarang Anda tahu mengapa ISLAM
merupakan agama dimana wanita benar-benar dibebaskan. Ucapkanlah Alhamdulilah!
Segala puji bagi Allah atas ISLAM.
muslimahzone | Editor : Aiman |
Global-Islam.com
Posting Komentar