Poso (Global-Islam.com) — Hampir bersamaan dengan Solo, Jum’at 24/07/2015 pukul 08.00 WITA ratusan umat muslim Poso dari berbagai ormas dan elemen mulai berdatangan ke Masjid Raya Poso. Mereka menuntut keadilan atas kezaliman yang menimpa kaum Muslimin di Tolikara, Papua, saat Idul Fitri 1 Syawal 1435 H kemarin.
Selain itu, juga atas insiden pelemparan kotoran babi juga kepala babi di lokasi pembangunan masjid di Bitung. Mereka menyatakan kecaman dan amcaman kepada Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) dan menyampaikan aspirasinya ke DPRD Poso di Gedung DPRD Poso.
Aksi dimulai dengan aksi damai berjalan kaki dengan orasi dari Ketua Front Pembela Islam Poso Ustadz Sugianto Kaimudin. Dalam orasinya, Ust. Sugianto mengatakan bahwa aksi ini adalah sebagai bentuk menyampaikan aspirasi dan sikap atas tindakan sewenang-wenang umat Kristiani yang terjadi di Tolikara maupun yang ada di Sulawesi Utara.
Ustadz Sugianto juga mengatakan jika ada umat Muslim yang hatinya tidak sakit jika ada umat muslim yang lain teraniaya maka dipertanyakan akidahnya dan keimananya.
Dalam orasinya beliau mengatakan bahwa saat ini umat muslim turun kejalan dengan tujuan melangkahkan kaki berjihad mempertahankan saudara seiman yang ada di Tolikara dengan tujuan agar tidak ada lagi masyarakat Indonesia baik kelompok maupun perorangan yang boleh melarang orang lain untuk beribadah.
“Sekarang kita turun ke jalan dengan tujuan melangkahkan kaki untuk membela saudara kita umat muslim di Tolikara adalah berjihad dengan tujuan agar tidak ada manusia di negara Indonesia ini yang melarang manusia lain untuk beribadah.”
Aksi berlanjut ke gedung DPRD Poso. Sebelum menuju DPRD Poso tepatnya di lampu merah Univeritas Sintuwu Maroso massa memblokir jalan poros kota Poso. Dalam kesempatan itu, perwakilan Yayasan Wakaf Amanatul Ummah, Ustadz Amin Adnan menyampaikan orasinya.
Massa berlanjut ke Gedung DPRD Poso untuk menyampaikan aspirasinya. Perwakilan dari FPI Poso dan Tim Pengacara Muslim Poso Ustadz Yusrin Icthiawan, S.H mewakili peserta aksi untuk menyampaikan tuntutannya.
Aksi diakhiri dengan pembakaran foto presiden GIDI Pdt. Norman Wandikmbo di jalan Trans Sulawesi perempatan lampu merah Universitas Sintuwu Maroso. Setelah itu massa menuju masjid Raya Poso dan membubarkan diri.
Sumber : Kiblat | Editor : Aiman | Global-Islam.com
Posting Komentar