JAKARTA (Global-Islam.com) - Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Publik Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), Jaka Setiawan menilai kerjasama pemerintahan Jokowi dengan Inggris soal pemberantasan terorisme justru akan merugikan Indonesia.
"Wacana pemberantasan terorisme justru membuat ekonomi Indonesia
semakin suram karena dianggap Indonesia itu tidak aman. Dan bagi Inggris
justru mereka mau jualan alat-alat pertahanan, alasannya buat
memberantas terorisme," ungkap Jaka seperti di kutib Suara Islam , Selasa (28/7/2015).
Menurut Jaka, isu keamanan jadi alat ekonomi bagi negara-negara
yang minim sumber daya alam seperti Inggris, Amerika dan koalisinya
untuk memeras negara-negara berkembang yang kaya alamnya. "Bahkan tak
jarang mereka berkontribusi atas segala bentuk kericuhan di
negara-negara yang tidak terbuka dengan agenda mereka," jelasnya.
Selain itu, lanjut Jaka, mereka besar-besarkan isu ISIS hanya untuk
melanggengkan ekonomi mereka. Mereka juga tengah khawatir karena
mengalami pertumbuham populasi muslim yang pesat baik dari warga asli
Inggris maupun dari imigran.
"Jadi, disaat ekonomi Indonesia sedang suram, kedatangan PM Inggris
tidak punya kontribusi ekonomi bagi Indonesia. Lebih baik Indonesia
fokus membangum ekonomi berdikari," pungkas Jaka.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Inggris
David Cameron, Senin, 27 Juli 2015 di Jakarta. Kerjasama pemberantasan
terorisme menjadi salah satu kesepakatan antara kedua belah pihak.
Foto di atas : Jokowi menyambut kedatangan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Istana Merdeka, Jakarta, 27 Juli 2015. (foto: tempo)
Editor : Aiman | Global-Islam.com
Posting Komentar